Tak Percaya Fitnah "Penguasa" Jika Demokrat Sponsori Demo, Rakyat Sudah Tahu Sumber Hoaks Sebenarnya

 Pasca Partai Demokrat dengan tegas menolak RUU Cipta Kerja pada Sidang Paripurna DPR RI, Senin (5/10) lalu, dan gelombang aksi penolakan yang menggelinding menjadi besar, tiba-tiba pihak pemerintah menyebut ada pihak-pihak yang disebut membiayai aksi tersebut. Tak berselang lama, orang-orang yang dikenal publik sebagai buzzeRp "istana" juga ikut berkicau. Tudingan langsung diarahkan kepada Cikeas atau Demokrat.

Salah tiga pihak yang menyemburkan narasi keji terhadap Partai Demokrat adalah Denny Siregar dan Dewi Tanjung, serta seword.com. Dua nama ini tentu tak asing lagi bagi warga permedsosan dan masyarakat umum lainnya. Denny Siregar dikenal publik luas sebagai buzzeRp "istana". Fakta tersebut diungkap oleh seword.com di akun facebooknya.

Unggahan seword.com pada 2 Mei 2019 ini dengan jelas merinci siapa saja pihak yang terlibat dalam dunia per-buzzeRp-an "istana". Diantaranya ada nama Yusuf Muhammad, Katakita, Abu Janda, Aldi El Kaezzar, Pepih Nugraha, Info Seputar Presiden, Redaksi Indonesia, Eko Kuntadhi, Komik Kita, Komik Pinggiran, Habib Think, Salman Faris, dan seword.com sendiri. Seword pun menjelaskan, keberadaan tim ini hanya diketahui oleh "kakak pembina" dan presiden. Wow!

Dalam berita yang ditayangkan Tribunnews, 9 Oktober 2019, dengan judul "TERUNGKAP Buzzer untuk Istana, Seword Ungkap Nama di Tim: Denny Siregar, Abu Janda dan Eko Kuntadhi", Denny Siregar mengakui bahwa dirinya bagian dari pertemuan yang photonya diunggah seword.com. Meskipun Denny mengelak dirinya dibayar, tapi pernyataan berbeda disampaikan oleh Pepih Nugraha. Dirinya menyebut ada sejumlah uang yang dibagikan sebagai imbalannya.

Selanjutnya, kita beranjak ke pemilik nama Dewi Tanjung. Siapa wanita yang mengaku suka dengan pria lansia ini? Ya, Dewi Tanjung merupakan politisi dari PDIP. Dia diketahui pernah mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg) DPR RI Dapil V Jawa Barat dengan nomor urut enam.

Di saat para aktivis HAM menuntut janji Jokowi menuntaskan kasus penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan, Dewi Tanjung juga muncul sebagai pemecah ombak. Politisi PDIP itu menuding Novel melakukan rekayasa dalam kasus penyiraman air keras. Tapi tudingan Dewi Tanjung mentah. Rakyat menilai, orang mana yang mau melakukan rekayasa dengan mengorbankan penglihatannya.

Mosi Tak Percaya Rakyat

Bagaimana pun pihak penguasa mempelintir isu, rakyat sudah tak percaya. Apakah pemerintah mengatakan masyarakat termakan hoaks UU Ciptaker, atau pemerintah menyebut penolakan UU Ciptaker, rakyat merasa tidak lagi mau dibodoh-bodohi. Tagar #MosiTidakPercaya terus menempati 10 besar trending topic di Twitter.

Sejumlah bantahan terkait demonstrasi penolakan UU Ciptaker diboncengi disampaikan, baik itu dari kelompok buruh, mahasiswa, maupun aktivis lainnya. Bahkan tuduhan aksi demonstrasi diboncengi yang disemburkan penguasa mereka anggap sebagai ketidakpekaan pemerintah terhadap perasaan rakyat.

Ketua Departemen Komunikasi dan Media Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Kahar S Cahyono, tudingan penguasa bahwa demo disponsori sangat tidak berdasar dan melukai hati para buruh. Dia menegaskan, bahwa para buruh yang melakukan aksi unjuk rasa dengan turun ke jalan menolak UU Ciptaker tersebut dari biaya sendiri, tanpa ada yang mensponsori dari kepentingan politik tertentu.

Selanjutnya, Koordinator Pusat Aliansi BEM SI, Remy Hastian, menyebut tudingan demo disponsori oleh pihak penguasa sebagai bentuk adu domba. Menurutnya, unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja terjadi secara organik lantaran kepentingan rakyat tak lagi diakomodasi oleh DPR dan pemerintah.

Komentar

Posting Komentar